Cara Membuat Asap Cair dan Cuka Kayu


Senin, 20 April 2020

Iptek Arang Terpadu Puslitbang Hasil Hutan BLI KLHK

Cara Membuat Asap Cair dan Cuka Kayu
Puslitbang Hasil Hutan KLHK

Asap cair atau cuka kayu adalah cairan organik/destilat yang diperoleh dari hasil kondensasi asap pada proses karbonisasi. Cairan tersebut berwarna kuning kecoklatan – hitam.

Asap cair dihasilkan dari asap yang didinginkan yang dapat dibuat dari berbagai limbah lignoselulosa dengan teknologi yang sederhana. Rahasia yang dimiliki asap cair selain bersifat asam, memiliki aroma dan rasa spesifik juga mengandung komponen kimia yang multi guna bagi manusia, hewan maupun tumbuhan seperti asam asetat, fenol dan methanol.

Cairan asap cair ini dapat digunakan sebagai obat penyakit kulit, biopestisida, pemacu pertumbuhan tanaman, pengawet makanan, pengawet kayu, pembersih ruangan, penyerap racun dalam tubuh, anti oksidan, anti mikroba, koagulan dan menghilangkan bau pada pengolahan karet, pencegah jamur dan lain-lain (Komarayati & Gusmailina, 2014).

Asap cair tempurung kelapa mengandung senyawa fenol, yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri/jamur sehingga dapat digunakan sebagai pengawet maupun disinfektan (Slamet,dkk., 20017).

Bahan baku yang digunakan untuk dibuat asap cair banyak terdapat disekeliling kita yaitu Menurut S. Wiyono dalam Rahimah 2014, menyebutkan bahwa asap cair mengandung alkaloid dan metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai pestisida.

Menurut Hagner, 2013, asam asetat dan furfural yang terkandung pada asap cair merupakan senyawa yang mempunyai kemampuan untuk menolak hama siput. Penolakan terhadap hama, disebabkan keberadaan senyawa-senyawa tersebut secara bersamaan.

Pusat Litbang Hasil Hutan telah melakukan penelitian dan pengembangan mengenai pembuatan dan aplikasi asap cair sejak tahun 2000-an. Aplikasi sebagian besar untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman, baik tanaman kehutanan maupun tanaman pertanian dan perkebunan dengan hasil yang signifikan.

Yatagai (2002), menyatakan bahwa asap cair mengandung komponen kimia seperti asam asetat yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman dan pencegah penyakit tanaman. Metanol berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, sedangkan phenol dan turunannya berfungsi untuk mencegah serangan hama dan penyakit tanaman.

Hasil penelitian lain menyebutkan bahwa asap cair berguna untuk memperbaiki mutu tanah dan membantu pertumbuhan tanaman agar lebih baik dan kuat serta lebih resisten terhadap hama dan penyakit (Sinar Tani, 2010).

________________________________________________

Berikut cara membuat asap cair

________________________________________________

Pembuatan arang dengan tungku drum, sudah banyak dilakukan oleh masyarakat umum. Bahan baku yang digunakan berbagai jenis limbah biomassa antara lain tempurung kelapa, tempurung kemiri, limbah kulit, ranting atau sebetan.

Cara ini termasuk sederhana, mudah dan murah dengan menggunakan drum bekas minyak tanah atau oli dengan kapasitas 200 liter. Bahan baku yang akan dibuat arang, dimasukkan ke dalam drum, lalu dibakar dengan pancingan di bagian bawah drum yang telah dilubangi.

Jika bahan baku sudah mulai terbakar, yang ditandai dengan kepulan asap tebal, drum ditutup dengan penutup, lalu pasang bambu sepanjang 4 meter yang berfungsi sebagai pendingin alami jika pengarangan dilakukan secara konvensional.

Jika pengarangan menggunakan tungku yang dilengkapi dengan pendingin stainless, setelah ditutup, alirkan air kedalam pendingin, lalu biarkan hingga terbentuk asap cair.

Asap cair terbentuk kira-kira 0,5 sampai 1 jam setelah terjadi pembakaran, lalu asap cair dapat langsung ditampung ke dalam jirigen atau ember.

Biarkan asap cair semalam agar ter mengendap. Keesokan harinya asap cair dapat digunakan dengan cara pengenceran 0,5 - 4%/liter air, lalu semprotkan ke tanaman.

 


KATA KUNCI

BAGIKAN

BERI KOMENTAR