Kelelawar bukan 'Kambing Hitam' Covid-19


Jumat, 20 Maret 2020

Peneliti biosistematika vertebrata Pusat Penelitian Biologi LIPI ungkap analisis genomik Covid-19 dan peran kelelawar dalam ekosistem

Kelelawar bukan 'Kambing Hitam' Covid-19
lipi.go.id

Cibinong – Sejak tersebarnya wabah virus Corona, satwa liar terutama kelelawar dituding menjadi pemicu pandemik global ini. Ground zero atau titik awal ledakan virus ini di pasar tradisional di Wuhan Tiongkok memang menunjukkan penjualan kelelawar dan satwa liar lain.

Kondisi ini kemudian mendorong beberapa kalangan melakukan pemusnahan kelelawar karena mamalia terbang ini dikhawatirkan menjadi pembawa (vektor) virus Corona atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Apakah langkah ini sudah tepat? Penelitian terbaru Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang mengungkap analisis genomik mengenai Covid-19 ini menjelaskan bahwa transmisi utama terjadi dari manusia ke manusia.

“Perdagangan satwa liar di Wuhan, Tiongkok yang tidak diregulasi dan sering kali ilegal adalah hal yang menyebabkan kemunculan dan persebaran virus COVID-19,” kata Sigit Wiantoro, peneliti Biosistematika Vertebrata Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Cibinong, Jawa Barat, Rabu (18/3/2020) dikutip lipi.go.id.

Pasar satwa liar merupakan tempat hewan dibawa oleh manusia dalam keadaan stres tinggi dengan fisiologi yang melemah setelah dipindahkan dari alam liar.  Tidak mengganggu dan merusak satwa liar dan habitat alaminya adalah solusi yang lebih tepat untuk mencegah terjadinya wabah virus di kemudian hari.

 “Membasmi kelelawar justru dapat memberikan efek yang berlawanan terhadap penyebaran penyakit,” jelasnya.

Sigit mencontohkan, upaya pembasmian kelelawar di Amerika Selatan untuk mengontrol rabies justru  tidak berhasil. “Justru perubahan ekosistem yang disebabkan oleh manusialah yang menjadi penyebab utama kemunculan penyakit- penyakit yang dapat ditularkan dari satwa liar ke manusia,” kata Sigit.

Peran Kelelawar

Kelelawar memiliki peran yang sangat penting bagi ekosistem dan kehidupan manusia.  Kelelawar pemakan buah, misalnya memiliki peran penting sebagai penyerbuk bunga.

“Kelelawar pemakan serangga berperan dalam pengendalian hama di lahan pertanian dan perkebunan, selain itu juga berfungsi sebagai pengendali populasi serangga yang berpotensi sebagai vektor penyakit, misalnya nyamuk,” papar Sigit.

Kelelawar juga merupakan bagian penting dari ekosistem hutan sebagai penyebar biji yang kemudian tumbuh menjadi pohon-pohon baru penyedia oksigen bagi manusia.

“Menjaga populasi kelelawar yang sehat dengan tidak mengganggu dan tidak membasminya, merupakan salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit serta menjaga keseimbangan ekosistem,” tutup Sigit.*

Sumber: Cegah Penyebaran Virus Corona, Kelelawar Tidak Harus Dimusnahkan


KATA KUNCI

BAGIKAN

BERI KOMENTAR