Modifikasi Alat Giling Tebu Dongkrak Produksi Nira

Perancangan Alat Giling Tebu Buatan Peneliti ITB


Rabu, 9 Juni 2021

Artikel dari buletin bulanan "Terap" LPPM ITB ini dipublikasikan dalam sainster.com sebagai bagian dari kerja sama LPPM ITB dan idealogcom.id

Perancangan Alat Giling Tebu Buatan Peneliti ITB

Setelah melakukan studi literatur tentang mesin giling, kemudian dibandingkan roll giling lama dengan dua model roll giling lainnya. Dari uji kelayakan yang dilakukan pula, akhirnya didapat kesimpulan roll giling tebu dengan ulir berbentuk V yang paling efisien. Roll giling model baru ini mampu menjepit tebu yang digiling lebih kuat sehingga air perasan lebih banyak dan tidak banyak bahan yang terbuang.

Hasil pengujian penggilingan 10 kg tebu, roll giling model baru ini tingkat efisiensinya mencapai 71%. Sementara roll giling model lama, efisiensinya hanya sekitar 55%. Bahkan pada pengujian dengan penambahan penggilingan tiap 10 kg hingga 90 kg, efisiensi roll model baru bisa meningkat 38% lebih tinggi dari roll giling model lama.

Dengan demikian, dengan mengganti roll giling saja, pengusaha gula merah tebu bisa meningkatkan efisiensi dalam produksinya. “Mesinnya masih tetap, tidak ganti mesin, hanya penggiling saja yang di-upgrade. Sehingga biayanya juga tidak besar, tapi efisiensi bisa meningkat sampai 16%,” katanya.

Selain memodifikasi roll giling tebu, pada pengabdian masyarakat ini, para peneliti juga berkontribusi pada perbaikan filter dan spinner pada mesin giling dan filter pada bagian atas. Perbaikan filter ini membuat hasil perasan atau nira yang dihasilkan lebih bersih karena ampas tersaring dengan baik. Sebelumnya, filter yang kurang memadai membuat kualitas nira yang dihasilkan kurang baik. Sehingga niranya hanya digunakan untuk kebutuhan lokal saja.

Menurut Prof. Djamal, kegiatan pengabdian masyarakat seperti ini menjadi sumbangsih perguruan tinggi untuk pelaku industri rakyat yang skalanya kecil hingga menengah. Perguruan tinggi memberi solusi atas persoalan yang dihadapi masyarakat. “Sebenarnya banyak yang bisa dilakukan (perguruan tinggi), yang kami lakukan ini tidak besar tapi manfaatnya besar sekali bagi masyarakat,” tutur Prof. Djamal.

Upaya kecil mengganti roll giling tebu, bisa meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Karangsono secara signifikan. Meski penelitian dilaksanakan pada 2015, sampai saat ini tidak ada keluhan dari masyarakat yang menggunakan teknologi tersebut. Solusi ini juga bisa digunakan oleh masyarakat yang memiliki usaha sejenis di daerah lain. “Bisa sekali dicontoh oleh masyarakat dari daerah lain. Ketika itu 2016 belum ramai zoom seperti sekarang. Kalau sekarang lebih mudah, komunikasi (dengan masyarakat di daerah lain) bisa lebih baik. Secara kontinyu bisa dimonitor,” katanya.***

Halaman:  12
KATA KUNCI

BAGIKAN

BERI KOMENTAR