Ilmu fisika relatif jarang diterapkan di bidang pangan. Padahal hal tersebut bukan sesuatu yang mustahil. Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) dari Kelompok Keilmuan Fisika Instrumentasi dan Komputasi (KK FIK) membuat rancang bangun alat yang bisa memantau kualitas susu. Alat ini menggunakan metode pengukuran konduktivitas listrik sehingga rancang bangun ini disebut dengan conductivity meter.
Peneliti ITB, Dr. Hendro M.S menjelaskan, seringkali konsumen sudah tidak mengetahui kapan batas kadaluarsa minuman yang dikonsumsi, begitu minuman tersebut sudah terlepas dari kemasannya. Tanggal kadaluarsa itu dicantumkan di kemasan saja, demikian juga termasuk produk susu. Begitu susu sudah berpindah ke gelas atau wadah lain, sulit untuk mengetahui sampai kapan susu tersebut masih berkualitas baik. Masa pemakaian susu juga bisa berkurang jika perlakuan terhadap susu tersebut tidak baik, misalnya saja jika disimpan di suhu ruangan yang panas, lembab, atau kemasan rusak. Sehingga susu menjadi basi sebelum tanggal kadaluarsanya.
Konsumen membutuhkan informasi masa pakai susu yang sudah terbuka kemasannya karena pada kondisi ini masa pakainya tidak dicantumkan oleh pabrik susu / petani susu. Untuk itu dibutuhkan suatu alat yang dapat memantau proses penurunan kualitas susu dalam kurun waktu yang relatif lama. Alat pemantau ini juga dapat dimanfaatkan oleh peternak sapi perah dan pabrik susu. Dari sana lah ide penelitian ini bermula.
“Kami ingin tahu susu kalau dari kemasan ke gelas ini berapa lama masih layak pakai? Nanti bisa diterapkan untuk minuman lain, misalnya yoghurt, Yakult, dan produk susu lainnya dengan menggunakan pendekatan fisika. Tapi itu nanti membutuhkan pengamatan lebih lanjut,” kata Dr. Hendro di Bandung, Selasa (6/4/2021).
BACA JUGA:
Semut: Sistem Transportasi Cerdas
Susu sendiri merupakan minuman yang populer di masyarakat. Susu memiliki kandungan gizi yang penting bagi kesehatan masyarakat. Secara ekonomi, permintaan susu juga menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Susu merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki karakteristik fisis, seperti sifat kelistrikannya, kekentalannya, dll. Susu termasuk konduktor listrik intrinsik dan termasuk elektrolit karena terdiri dari 0,7% garam inorganik dan fraksi protein bermuatan.
Biasanya, konsumen susu menggunakan cara sederhana dalam pengukuran kualitas susu, yaitu dengan memperhatikan kondisi fisik yang bisa diketahui dari panca indra, misalnya dibau, dirasa, atau dikecap. Pada riset ini, Dr. Hendro dan Dicky Zulfikridin menggunakan pendekatan yang berbeda, yaitu konduktivitas. Konduktivitas merupakan salah satu sifat kelistrikan yang menunjukkan kemampuan bahan mengalirkan arus listrik.
Dalam suatu cairan atau larutan, arus listrik dibawa oleh kation dan anion, sedangkan pada logam dibawa oleh elektron. Konduktivitas listrik suatu larutan tergantung pada beberapa faktor, diantaranya konsentrasi, mobilitas ion, ion valensi, dan temperatur. Selain itu kualitas susu juga dipantau dengan pengukuran tingkat keasaman atau pH.
Halaman Berikutnya: metode konduktivitas listrik yang digunakan...